Saturday, November 29, 2014

Karakter



Bung Hatta sejak dulu sudah menekankan pentingnya pembentukan karakter. Hal itu didasari karena pembentukan karakter adalah kunci dari kemajuan dan pembangunan bangsa. Kini persoalan tersebut menjadi hangat kembali dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga pendidikanya yang berlabel “pendidikan karakter”. Dan dalam bab ini, pembahasan tentang karakter menggunakan pendekatan psikologi positif.

Banyak orang sering menyamakan antara karakter dan kepribadian. Walaupun begitu keduanya tidak dapat disamakan meski saling berkaitan erat. Allport berpendapat bahwa kepribadian adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain dan terus berkembang. Sedangkan karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu.

Peterson dan Seligman mengemukakan tiga level konseptual dari karakter yang bersifat hierarkis. Level atas adalah keutamaan yang merupakan karakteristik utama dari karakter dan dianggap sebagai dasar dari perbuatan baik. Level tengah adalah kekuatan karakter. Sebelum mencapai keutamaan, kita harus mencapai kekuatan karakter. Yang terakhir adalah tema situasional pada level bawah. Tema situasional adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu.

Kekuatan karakter yang dimiliki seseorang sering kali didapat melalui latihan. Setiap orang biasanya mengenali 2 sampai 5 kekuatan dalam dirinya sendiri. Ada 24 kekuatan karakter yang dibagi kedalam 6 kategori. Yaitu kebijaksaan dan pengetahuan, kemanusiaan dan cinta, kesatriaan, keadilan, pengelolaan diri, dan trandensi. Setiap kategori mempunyai kekuatan karakter yang saling berkaitan.

Pada umumnya manusia memahami hubungan dirinya dengan alam semesta dan menyadari ada kekuatan yang lebih besar. Hal itu dikarenakan manusia mempunyai daya yang disebut spiritualitas. Terkadang spiritualitas dikaitkan dengan sesuatu yang sangat religius, roh dan hal-hal yang sakral. Walaupun begitu pemahaman spiritualitas dapat berbeda antara manusia satu dengan yang lainnya.

Pada akhirnya yang ingin dicapai oleh semua manusia adalah kebahagiaan. Pembentukan karakter pun ditujukan agar manusia dapat mencapai kebahagiaan. Seligman (2004) menyebutkan ada tiga bentuk dari kebahagiaan. Yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang dilakukan, mengetahui kekuatan yang tertinggi, dan menggunakan kekuatan tertinggi untuk melayani sesuatau yang dipercayai sebagai hal yang lebuh besar dari diri sendiri. Ketiganya sering dijadikan tujuan dalam pendidikan karakter.


Dalam bab ini dapat kita ketahui bahwa pendidikan karakter yang menjamur akhir-akhir ini bukan hal baru. Pentingnya pendidikan karakter sudah disadari oleh tokoh bangsa sejak lama. Karakter yang kuat akan menuntun kita pada kebahagiaan.

No comments:

Post a Comment