Wednesday, May 27, 2015

Dualisme Kepemimpinan

Menyongsong tahun 2015, peta perpolitikan Indonesia terus memanas. Ini disebabkan semakin banyak partai mengalami pengeroposan akibat suksesi internal yang bermasalah. Saat ini, setidaknya dua partai yakni Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Golkar sudah menjalankan Musyawarah Nasional dan menghasilkan dualisme kepemimpinan.  Kondisi ini menegaskan, pasca keributan Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat, peta perpolitikan nasional masih bersifat dinamis.

Konflik di partai Kabah terjadi setelah dua kubu yang terpecah dukungan politiknya saling mengklaim sebagai kepengurusan partai yang sah. Kalangan anak muda partai ini dipelopori Romahurmuzy menggalng dukungan dan menggelar Muktamar di Surabaya, 15-18 Oktober 2014. Tak mau ketinggalan, Suryadharma Ali pun menggelar suksesi serupa di Jakarta, 30 Oktober – 2 November 2014 dan menghasilkan kepemimpinan PPP versi Djan Farids. Keduanya mengklaim sebagai kepengurusan yang sah secara hukum.

Serupa, Partai Golkar juga terancam konflik internal menyusul arogansi Aburizal Bakrie untuk tetap berkuasa dengan cara yang tak demokratis. Untuk mempertahankan kekuasaannya, pemimpin Bakrie Group ini mengadakan Muktamar Nasional (Munas) di Bali ditandai dengan terpilihnya Ical secara aklamasi. Disebut tak demokratis, sebab peluang kader muda untuk memimpin partai beringin ditutup sehingga memicu mereka mengadakan agenda serupa di Jakarta dengan menghasilkan kepengurusan Partai Golkar versi Agung Laksono.

Di Balik Dukungan Politik

Keributan dua partai besar itu memang tak dapat dielakkan jika melihat kondisi dukungan yang terbelah pasca Pilpres. Bagaimanapun, kalangan anak muda kedua partai yang notabene menginginkan perubahan lebih mendukung kepemimpinan Jokowi. Selain alasan “selera anak muda” keuntungan mendukung pemerintahan yang berkuasa mendorong mereka mendapatkan “keamanan” secara bisnis, keuntungan segar “dana” berpolitik dan posisi strategis. Kondisi ini tak dipungkiri membuat mereka memilih mengibarkan “bendera tandingan” dibandingkan tetap menginduk kepada rezim lama namun harus melawan penguasa.

Dalam pandangan keamanan berbisnis, sulit diingkari banyak politisi kedua partai yang memiliki bisnis sehingga diharapkan kedekatan dengan penguasa akan menjamin kelanggengan proses berbisnisnya. Tidak heran, di balik alasan dukungan politik kepada Jokowi sesungguhnya tersimpan motif ekonomi. Diharapkan dukungan kepada pemerintah membuat para politikus berwatak pebisnis ini mampu “berlindung” atas segala potensi ketat dalam mengawal bisnisnya.

Kedua, mendukung rezim Jokowi-JK berpotensi menghasilkan dana segar politik, sebab masuk dalam koalisi pemerintah bagi sebuah parpol lebih mudah mendulang dana dan akses kepada “pengurasan” anggaran negara terbuka lebar. Setidaknya itulah yang terjadi pada masa pemerintahan SBY-Boediono, sehingga para politikus muda dengan “bendera tandingan” ini secara eksplisit menyatakan lebih aman bermain sebagai mitra dibandingkan harus bermusuhan atau beroposisi dengan rezim.

Ketiga, potensi mendapatkan posisi strategis dalam pemerintahan Jokowi-JK. Meski kedua duet pemimpin bangsa 2014-2019 ini sudah menetapkan posisi menterinya, tak menutup kemungkinan terjadi pergantian akibat kinerja yang jelek, gejolak internal antar koalisi Indonesia Hebat dan penyebab lainnya. Jika itu terjadi, maka potensi PPP versi Romy dan Golkar versi Agung Laksono masuk untuk mengisi posisi kosong sangat terbuka. Jelas, kedudukan menteri menjadi incaran partai yang mencoba masuk ke KIH melalui proses muktamar dan kepemimpinan “tandingan” ini.

Terlepas dari motif kekuasan ekonomi-politik, perpecahan dalam tubuh internal partai akan berdampak buruk kepada parpol yang bersangkutan khususnya dalam potret pencitraan di mata masyarakat luas. Kepercayaan masyarakat menurun, sebab parpol hanya menghasilkan politikus pragmatistik, yang bergerak dengan tidak mengutamakan kepentingan rakyat. Padahal, sejatinya parpol hadir untuk kaderisasi kepemimpinan politik, memberikan pendidikan politik dan membentuk negara yang demokratis sebagaimana cita-cita bersama seluruh bangsa Indonesia.


Sumber :
https://www.selasar.com/politik/harga-mahal-dualisme-kepemimpinan

Tuesday, May 19, 2015

Rancangan Usulan Penelitian

Rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.

Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian; cara penelitian dilakukan dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini dipakai untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan penelitian secara mandiri.

Rancangan usulan penelitian terdiri dari 3 bagian pokok :


1. Bagian Awal

- Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.

Ditulis dengan huruf kapital, judul harus “ekspressif”, singkat tetapi informatif, yaitu menunjukkan dengan tepat masalah yang akan diteliti, dibawah judul ditulis kalimat “rancangan usulan penelitian untuk……. (skripsi, tesis, laporan dll)

- Identitas penyusun rancangan.

Didahului dengan kata oleh lalu ditulis nama peneliti, atau identitas lainnya yang dianggap penting

- Tanggal pengajuan rancangan

Didahului dengan kalimat “ diajukan kepada ….., pada tanggal….



2. Bagian Utama

- Perumusan masalah

Berisi tengtang penjelasan mengapa masalah yang dikemukan dalam judul dianggap menarik, penting, dan perlu di teliti. Dalam perumusan masalah perlu bukti bahwa masalah itu belum ada jawabannya atau pemecahannya(yang memuaskan) dalam perumusan masalah juga dikemukakan konteks masalah itu dengan permasalahan lain. Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :

 - Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.

Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar.
Tujuan dan kegunaan penelitian.
Secaa eksklusif dan spesifik harus diseebutkan maksud dan tujuan penelitian, kegunaan dan arti pentingnya hasil penelitian yang diharapkan.

- Kerangka pemikiran teoritis.

Dalam bagian ini dikemukakan tengtang garis-garis besar pemikiran teoritis sedemikian sehingga jelas “pokok permasalahan”nya.  Kerangka pemikiran yang logis itu dapat pula disusun berdasarkan hasil observasi lapangan atau dari pertemuan ilmiah

- Hipotesis kerja

Tidak semua penelitian memiliki hipotesis tetapi jika penelitian itu ada hipotesis, maka hipotesis harus dirumuskan dengan tepat, singkat, jelas dalam kalimat berita atau “kalimat deklaratif”

- Metode penelitian.

Dalam metode penelitian disebutkan beberapa maslah, yaitu :

- Penentuan subjek penelitian, penentuan sampel yang akan dugunakan, penentuan ‘ sampling design’  yang akan dipakai, dan teknik pengambilan sampel

Metode pengumpulan data, alat pengukuran, dan cara pengukuran semuannya ditulis secara jelas. Bahan yang akan dipakai (bahan kimia, obat-obatan dan sebagainya) perlu disebutkan spesipikasinya dan pabrik yang mengeluarkan jika ada, bila bahan berupa hewan disebutkan ras, jenisnya dan asalnya dan sedemikian juga jika bahannya adalah tumbuhan. Dalam bagian ini perlu disebutkan alat perlengkapan untuk laboratorium atau untuk lapangan yang akan dipakai. Teknik atau model analisis (statistik) yang akan dipakai dan perlu dijelaskan mengapa memakai metode statistik tersebut. Jika perlu disertakan rancangan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan menggunakan hipotesis nihil

- Jadwal penelitian.

 Dalam bagian ini perlu pertimbangan kelayakannya, jadwal penelitian perlu dibagi-bagi berdasarkan tahap-tahap penelitian (hari, minggu, dan bulan) Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya. Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

- Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan.

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan.
Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing.


3. Bagian Akhir

- Daftar pustaka

Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian.



Contoh :

LAPORAN PENELITIAN
MAGANG SEBAGAI JEMBATAN MOBILITAS SOSIAL
DARI PETANI MENJADI PERAJIN

I. Pendahuluan
    Perajin sering dipandang memiliki status sosial lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja didalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, Petani harus bekerja disawah, dibawah sengatan sinar matahari dan kadang harus bergemul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.

     Lapangan pekerjaan disektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun Sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD kebawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh amsih rendah.

    Berkaitan dengan hal diatas, perlu dilaksanakan penelitian yang seksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan disekitar Surakarta, Jawa Tengah.

II. Tujuan Penelitian
      1. Menelaah penyebab terjadinya penyebab mobilitas sosial dari petani menjadi perajin.
      2. Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi.

III. Metodologi Penelitian
      Penelitian ini menggunakan pendekatan survey secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif ini agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-langkahh kerjanya sebagai berikut :
1. Menentukan objek penelitian
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi Masalah
4. Merumuskan masalah
5. memberikan solusi/simpulan

IV. Hasil Penelitian
Berdasarkan Survey yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut :

1. Pengaruh media masa
     Media masa baik berupa elektronik maupun cetaktelah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini media masa selalu mengangkat kesuksesan-kesuksaesan para perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendo rong petani untuk menjadi perajin.

2. Dukungan keluarga dan masyarakat
    Keluarga, kerabat dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi seorang perajin. Mereka selalu memandang orang-orang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.

3. Sektor perekonomian indonesia yang lebih mengutamakan induatri daripada petanian
    Perokonimian negara kita yang ikut terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.

4. Tingkat pendidikan yang rendah
    Rendahnya tingkat pedidikan mereka dan keahlian yang belum memadai, membuat mereka tidak meminliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini membuat mereka mudah terbawah arus jaman.


V. Kesimpulan
     Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilita sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masayarakat setempat, dapat dipastikan asil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri.

Akhirnya, diharapkan penelitia ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak berwenang memberikan kebajikan.

Sumber :
http://www.hanyacontoh.com/2014/07/contoh-laporan-penelitian-sederhana.html
https://fauziahfia.wordpress.com/2015/01/17/laporan-ilmiah/

Kerangka dan Manfaat Laporan Ilmiah




Kerangka laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut :

1. judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ‘ Laporan tentang’ , ‘Laporan Kemajuan tentang’,’Laporan Tahunan tentang’,’Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
2. Nama dan identitas penerima laporan Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Dan Nama dan identitas penulis Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar.
3. Tempat dan tanggal Dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.

Manfaat penyusunan laporan ilmiah :

1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
5. Memperoleh kepuasan intelektual;
6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sumber :
https://fauziahfia.wordpress.com/2015/01/17/laporan-ilmiah/
https://ilmaka.wordpress.com/2012/08/06/manfaat-dan-tujuan-penulisan-karya-ilmiah/

Laporan Ilmiah




1. Pengertian Laporan Ilmiah

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

Dasar Membuat Laporan Ilmiah

Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :


Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.


2. Jenis-jenis Laporan Ilmiah

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :

a. Laporan Lengkap (Monograf)


Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b. Artikel Ilmiah


Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

3. Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.


4. macam-macam laporan
a.laporan berbentuk formulir isian
laporan ini biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai.

b. laporan berbentuk surat
laporan yang bentuk surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang surat.

c. laporan berbentuk memorandum
laporan berbentuk memo atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat.laporan ini sering digunakan dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.

d. laporan perkembangan dan keadaan
laporan perkembangan adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.

e. laporan berkela
laporan berkela dibuat secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.

f. laporan laboratoris/hasil penelitian
laporan laboratoris tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan dilaboratorium.

g. laporan formal/semi formal
laporan formal ialah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah laporan ilmiah.jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal.

5. Ciri - Ciri Laporan yang baik

Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:


Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
Adanya kesimpulan dan saran
Laporan dibuat menarik dan juga interaktif


6. Syarat Laporan Ilmiah


Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :

Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
Tulisan disusun dengan metode tertentu
Tulisan disusun menurut sistem tertentu
Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

Sumber :
http://asendra.blogspot.com/2013/05/laporan-ilmiah-tugas-bahasa-indonesia-2.html